KONSELING KRISTEN TERHADAP PASANGAN NIKAH YANG MENGALAMI EMOTIONAL DIVORCE (Studi Kasus)

Ellen Lelong, NIM : 04112923 KONSELING KRISTEN TERHADAP PASANGAN NIKAH YANG MENGALAMI EMOTIONAL DIVORCE (Studi Kasus). bachelor thesis, Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus.

[img] Text
COVER SKRIPSI ELLEN LELONG.pdf

Download (40kB)
[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (251kB)
[img] Text
BAB I.pdf - Published Version

Download (316kB)
[img] Text
BAB II.pdf

Download (537kB)
[img] Text
BAB III.pdf

Download (529kB)
[img] Text
BAB IV.pdf

Download (487kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (164kB)

Abstract

Emotional Divorce pada pasangan nikah Kristen, yang diuraikan dalam skripsi ini, adalah suatu keadaan dimana pasangan nikah tidak menjalani kehidupan nikahnya sesuai dengan prinsip pernikahan Kristen. Ada banyak pasangan nikah Kristen yang kehidupan nikahnya hanyalah formalitas saja. Dari luar kelihatan seperti keluarga yang utuh, namun dalam kehidupan sesungguhnya pasangan sudah terpisah, sudah tidak sejiwa, selayaknya pernikahan Kristen yang benar. Pasangan masih bisa betahan hidup dalam satu rumah hanya demi anak, status sosial, alasan ekonomi, hingga aturan agama. Keluarga hidup dalam suasana tidak kondusif, tidak komunikasi, tidak ada kebersamaan, tidak saling menghargai,tidak saling memenuhi kebutuhan, kaku dan dan masing-masing merasa diri benar. Dalam keadaan seperti ini maka, makna sebuah keluarga yaitu tempat pendidikan bagi anak, sebab karakter, spiritual seseorang dibentuk dalam keluarga, tidak berjalan sebagaimana mestinya. Melalui penelitian yang saya lakukan di Cimahi kepada beberapa keluarga yang mengalami Emotional Divorce, saya menemukan bahwa krisis Emotional Divorce yang terjadi pada pasangan nikah Kristen, disebabkan karena miskinnya rohani yang dimiliki oleh pasangan. Pada dasarnya pasangan tidak hidup dalam anugeran Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juruselamatnya. Kegiatan keagamaan yang mereka jalani selama ini hanyalah rutinitas belaka. Hal ini nampak dalam keseharian mereka dimana kehidupan keagamaannya tidak sejalan dengan perbuatannya. Kelihatan indah dan baik dengan kemasan berbagai kegiatan gereja, seperti rajin bergereja dan mengikuti kegiatan gereja tetapi kehidupan nyata sama sekali tidak berbuah. Egois, kasar, perselingkuhan, menandakan kenyataan ini, dan dalam pasangan terjadilah apa yang saya sebut dalam tulisan saya Emotional Divorce.Kurangnya pemahaman tentang hakekat pernikahan Kristen menjadi penyebab berikut dari Emotional Divorce. Hasilnya masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan pasangan menjadi alasan pasangan hidup dalam suasana Emotional Divorce. Akibat dari Emotional Divorce dalam keluarga yaitu rumah bukan lagi menjadi tempat yang nyaman bagi anggota keluarga. Anggota keluarga masing-masing mencari tempat yang nyaman bagi hidup meraka. Hal lain orang tua tidak menjadi model bagi anak-anak dan hal ini sangat memberikan pengaruh buruk bagi anak dalam pertumbuhan. Kondisi ini berpengaruh pada seluruh aspek hidup anggota keluarga. Secara rohani kondisi ini menunjukan pemberontakan pasangan nikah pada kehendak Tuhan. Kasus Emotional Divorce, yang diuraikan dalam skripsi ini menunjukkan betapa pentingnya pemahaman yang jelas akan hakekat pernikahan Kristen, sehingga ketika pasangan nikah memulai kehidupan rumah tangga, pasangan telah mengerti bagaimana sebenarnya pernikahan Kristen menurut pandangan Allah. Pasangan nikah yang menyadari bahwa rumahtangga/nikah, adalah rancangan Allah, maka mereka akan berusaha memelihara keutuhan keluarganya dengan kasih yang berasal dari Yesus Kristus sebagai Kepala setiap keluarga. Ini berarti pasangan akan menempatkan Yesus Kristus dalam kehidupan rumah tangganya. Berdasarkan wawancara dan analisis penulis dalam kasus ini, penulis menemukan bahwa Emotional Divorce terjadi akibat miskinnya rohani yang dimiliki pasangan. Kurangnya pemahaman akan prinsip-prinsip pernikahan Kristen, ditambah dengan rapuhnya dasar pernikahan menjadi pemicu Emotional Divorce. Untuk itu konseling Kristen/Alkitab, menjadi acuan untuk mengatasi Emotional Divorce. Pasangan yang mengalami Emotional Divorce diajak untuk beriman dengan sungguh kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruslamat, juga pasangan diajak untuk menerima kekurangan kelebihan dari suami atau istri. Dasar pelayanan Konseling Kristen yaitu Firman Allah yang tertulis, yaitu standar kebenaran untuk menilai dan mengubah sikap tingkah laku manusia. Setiap konsep bimbingan Alkitabiah harus dibangun atas dasar pemikiran bahwa sungguh ada pribadi Allah yang tidak terbatas yang telah menyatakan diri-Nya melalui Yesus Kristus, firman yang hidup. Firman Allah dinyatakan melalui Alkitab harus menjadi standar kebenaran yang mutlak. Tujuan Konseling Kristen secara spesifik memiliki sasaran utama dalam pembimbingan yaitu memperkenalkan konseli pada Yesus Kristus dengan kuasa Roh Kudus dan kasih karunia Allah dan membantu konseli agar berubah, menjalani hidup yang menyenangkan Allah. Penelitian ini dilakukan kepada beberapa pasangan nikah Kristen, yang mengalami Emotional Divorce. Hasil dari penelitian ini dituangkan dalam Studi Kasus. Kata kunci dalam penelitian ini adalah “Konseling Kristen, dan Emotional Divorce”.

Item Type: Thesis (bachelor)
Uncontrolled Keywords: Konseling Kristen, dan Emotional Divorce.
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology
Divisions: Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus
Depositing User: hera Halmahera Sitepu
Date Deposited: 02 Jun 2025 08:19
Last Modified: 02 Jun 2025 08:22
URI: http://repositori.tiranus.ac.id/id/eprint/71

Actions (login required)

View Item View Item